SRAGEN – Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas II Sragen memanfaatkan lahan yang tersedia untuk mendukung program swasembada pangan melalui kegiatan urban farming. Pada Jumat (10/1), pegawai Rupbasan memulai penanaman bibit pepaya, tomat, dan cabai (lombok) di area lahan kantor.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan pertanian. Kepala Rupbasan Kelas II Sragen, Julitri Roma Pasaribu, menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong tetapi juga untuk memberikan contoh kepada masyarakat tentang pentingnya urban farming.
“Urban farming adalah solusi yang tepat untuk memanfaatkan lahan kecil di perkotaan. Selain memenuhi kebutuhan pangan mandiri, ini juga menjadi langkah nyata mendukung program pemerintah dalam menciptakan swasembada pangan,” ujar Kepala Rupbasan.
Dalam kegiatan ini, para pegawai secara gotong-royong menyiapkan lahan, menanam bibit, serta merancang sistem perawatan tanaman agar hasil panen maksimal. Bibit pepaya, tomat, dan cabai dipilih karena memiliki siklus tanam yang relatif singkat dan mudah dirawat, sehingga cocok untuk diterapkan dalam skala kecil maupun besar.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, bahwa urban farming adalah langkah sederhana namun berdampak besar untuk masa depan pangan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dengan semangat gotong-royong, Rupbasan Kelas II Sragen optimis bahwa program urban farming ini akan memberikan manfaat nyata, baik bagi internal instansi maupun masyarakat sekitar. Hasil panen nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan pegawai serta didistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Program ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan menjadikan urban farming sebagai salah satu solusi kreatif menghadapi tantangan global.