Bandung — Lapas Kelas II A Sragen berhasil meraih penghargaan sebagai Fasyankes terbaik kedua dalam Kontribusi Program Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis ( TBC ) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 Kategori Klinik Pemerintah. Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Hotel Belviu, Bandung, pada hari Rabu, 16 Oktober 2024.
Penghargaan ini diterima langsung oleh Ibu Ririn Suparwati, salah satu petugas medis Lapas Sragen, yang mewakili Lapas Sragen dalam ajang tahunan yang digelar untuk menghargai kontribusi klinik-klinik pemerintah dalam penanganan dan pencegahan penyakit menular seperti TBC. “Kami sangat bersyukur dan bangga atas pengakuan ini. Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik, khususnya dalam pencegahan dan pengendalian TBC di Lapas,” ujar Ririn.
Program penghargaan ini merupakan bagian dari inisiatif Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam menekan angka penyebaran TBC, terutama di lingkungan yang rawan penularan seperti lembaga pemasyarakatan. Dalam beberapa tahun terakhir, Lapas Sragen telah menunjukkan komitmen kuat melalui implementasi program deteksi dini, pengobatan berkelanjutan, serta edukasi kepada warga binaan dan petugas lapas terkait bahaya dan penanganan TBC.
Menurut Ririn, upaya pencegahan TBC di Lapas Sragen memerlukan kerja sama yang solid antara tim medis, serta dukungan dari berbagai pihak eksternal, termasuk Dinas Kesehatan. Lapas Sragen sendiri telah secara aktif melakukan skrining rutin dan menyediakan fasilitas medis yang memadai untuk penanganan TBC, sehingga mampu menekan angka penularan di dalam lapas.
Acara penghargaan di Hotel Belviu tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan dari instansi kesehatan dan pemerintahan. Pengakuan terhadap Lapas Sragen sebagai Klinik Terbaik Kedua diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga pemasyarakatan lainnya untuk lebih berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi warga binaan.
Dengan penghargaan ini, Lapas Sragen semakin memperkuat perannya sebagai institusi yang tidak hanya berfokus pada pembinaan, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya pemberantasan TBC yang masih menjadi masalah kesehatan nasional.